Surga Untuk Pemuda Nakal
Pagi hari yang indah, disebuah Desa, tinggal sebuah keluarga yang menantikan kehadiran seorang Bayi, 5 tahun lamanya mereka menantikan hadirnya seorang Bayi, pada pagi ini keberkahan itu datang kepada mereka. Telah lahir seorang Bayi laki-laki, Wiyono namanya, Dia sangat Gemuk dan lucu tapi saat Dia dilahirkan Bayi laki-laki itu tidak menangis, Dia hanya mengedip-ngedipkan matanya, matanya yang indah seolah-olah memancarkan sinar kehidupan yang penuh dengan warna. Sang Bapakpun khawatir mengapa Bayi laki-lakinya tidak menangis karna biasanya seorang Bayi yang baru dilahirkan pasti menangis. Akhirnya sang Bapakpun mencubit tangan anak laki-lakinya itu dan akhirnya anaknyapun menangis dengan kencang, mungkin Ia merasakan kesakitan, dan setelah dibersihkan Sang Bapakpun mengumandangkan Adzan ditelinga anaknya dan Bayi itupun diam dan tidur lelap. Sang Ibu dan Bidan yang membantu proses itupun ikut menangis bahagia, karna penantian itupun datang, dengan lahirnya seorang Bayi laki-laki dirumah mereka, “Alhamdulillah” itu kata yang terucap oleh mereka dan mereka bersyukur karna telah diberi keberkahan oleh Allah.
Sejak Bayi itu lahir dikehidupan mereka, hari-hari merekapun semakin ceria, penuh warna karna tingkah laku dari anaknya yang semakin hari semakin lucu. 7 Bulan umur Bayi itu karna mereka tinggal disebuah desa yang berada di Jawa Tengah, merekapun mengadakan Upacara Adat yang disebut dengan Tindak Tanah, jadi kalau seorang Bayi yang sudah bisa merangkak dan mau berjalan biasanya mengadakan upacara itu, agar tiap langkahnya ada dijalan yang benar, itu kata orang-orang dahulu, karna orang tua Wiyono itu berasal dari keluarga yang sederhana, Ayahnya seorang Guru IPA sekolah Negri didaerah mereka dan Ibunya seorang Ibu rumah tangga tapi kadang-kadang mendapat pesanan untuk membuat kue-kue walaupun keadaan mereka seperti itu mereka tetap mengadakan Upacara Tindak Tanah dengan sederhana, dalam Upacara itu Wiyono dimasukkan dikurungan Ayam bersama benda-benda seperti; Beras, Kris, mainan Mobil-mobilan, Kitab Suci Al-Quran dan masih banyak lagi, pertama Wiyono mengambil Beras yang ada didalam Baskom lalu beras itu diacak-acak oleh Wiyono, semua orang terjejut karena kalau Wiyono mengacak-acak beras itu berarti dewasa nanti Wiyono menjadi pemuda yang nakal tapi kekhawatiran mereka sedikit mereda karna setelah Wiyono mengacak-acak beras itu Wiyono mengambil Kitab Suci Al-Quran dan mengoceh-ngoceh tidak jelas, seolah-olah Wiyono sedang membaca Al-Quran itu tapi orang tua Wiyono dan warga yang hadir berharap kalau lambang dari mengacak acak beras tiu tidak benar walau kadang lambang itu bisa benar. Mereka berharap itu salah.
Seminggu setelah upacara itu Wiyono tidak menunjukkan tingkah laku yang aneh-aneh dan orang tua Wiyonopun merasa lega. Setelah 17 tahun kemudain tanda-tanda itupun muncul satu persatu, karna mereka ingat dengan cerita Wiyono pada saat itu Wiyono menolong orang yang sedang kelaparan saat Ia sedang bersenang-senang dengan teman-temannya karna pada hari itu Wiyono Lulus SMK sekolah Negri diJawa tengah, Wiyono mendapatkan prestasi yang bagus, sejak saat itu Wiyon bersikap aneh. Dulu Ia berjanjikalau Lulus SMK Dia akan mencari kerja untuk membantu kehidupan keluarganya dan ingin membahagiakan kedua orang tuanya, seminggu setelah Lulus Wiyono jadi pemalas kalau disuruh untuk ngelamar kerja diperusahaan Dia tidak mau dan Dia lebih milih beribadah dan berdiam diri dirumah dan Diapun tidak pernah keluar rumah pada siang hari, Dia lebih suka keluar pada malam hari, kira-kira sehabis Isya. Tiap hari Dia selalu seperti itu, akhirnya pada suatu hari, ada sebuah keluarga yang sombong dan kaya berteriak-teriak, keluarga itu berteriak “Maling” berkali-kali, dan teriakan itupun terdengar oleh warga, wargapun panik dan segera mengejar maling itu tapi Maling itu tidak bisa tertangkap, orang tua Wiyonopun panik takut kalau besok rumah mereka yang kemalingan lalu Ayah Wiyonopun mencari Wiyono agar lebih waspada untuk menjaga rumah dengan baik dan Wiyono hanya berkata “IYA”. Tapi seminggu kemudian kejadian itu terulang kembali, kali ini terjadi pada keluarga yang pelit seperti biasanya Maling itu tidak dapat ditangkap, akhirnya warga RT dan RW Desa Banyuwangi memperkuat penjagaannya, tapi sudah 5 kali warga mereka kemalingan dan keluarga yang kemalingan adalah orang-orang yang kaya, sombong dan pelit Wargapun bingung memikirkan hal itu ada apa dengan maling itu?? kenapa Dia hanya mengambil harta orang - orang kaya yang sombong dan pelit!!! saat kejadian kemalingan yang ke 6 orang tua Wiyono tidak dapat ikut membantu Warga mengejar Maling itu karna Ayah Wiyono sedang sakit demam sejak 2 hari yang lalu, wargapun kecewa karna hasilnya nol atau nihil seperti biasanya. Tiba-tiba Wiyonopun pulang dengan tergesa-gesa dan langsung masuk kamar. Orang tua Wiyonopun bingung ada apa dengan anaknya?ternyata Ibu Wiyono mengintip kekamar Wiyono, karna Wiyono saat ditanya ada apa Dia tidak mau menjawab. Dikamar Wiyono sedang sholat setelah Wiyono selesai sholat Wiyonopun berdoa dan dalam doanya Wiyono berkata “ya Allah ampunilah aku yang selalu berbuat dosa padamu, ampuni dosaku, Aku melakukan ini karna terpaksa karna mereka yang Aku ambil harta-hartanya adalah orang-orang yang sombong dan pelit karna mereka tidak mau memberikan hartanya sedikitpun untuk orang yang kurang mampu Aku kasihan pad mereka hanya ini yang bisa Aku lakukan untuk mereka, dan harta-harta yang Aku curi Aku berikan pada mereka Aku ingin membuat mereka senang dan tidak kelaparan, semoga ENGKAU memaafkan dosaku ya Allah, tapi Aku tidak tau sampai kapan Aku terus begini, berikan Aku petunjuk ya Allah” Wiyonopun menangis setelah berdoa, Ibu Wiyonopun ikut menangis karna selama ini yang mengambil harta Warga adalah anaknya “ya Allah kenapa ini terjadi pada anakku anak yang Aku sayangi” itu kata yang terucap dari bibir Ibu Wiyono, Wiyonopun terkejut karna mendengar dan melihat Ibunya menangis tersedu-sedu lalu Wiyono bersujud ditelapak kaki Ibunya dan Ia meminta maaf atas semua kesalahannya karna telah membuat kecewa atas prilakunya ini, dan karna kamar mereka bersebelahan dengan kamar orang tuanya, Ayah Wiyonopun terbangun dan bingung apa yang sedang terjadi lalu Ibu Wiyono menceritakan semuanya pada suaminya, sakit memang menerima semua kenyataan ini tapi karna Ayah Wiyono seorang Ayah yang bijaksana dan Ia berkata “Karna Engkau telah salah anakku, Kau harus membayar kekesalahanmu dengan membayar dan mengembalikan harta-harta hasil curianmu itu dan meminta maaf pada warga” lalu Wiyono menuruti keinginan Ayahnya. Sungguh malam itu adalah malam yang mengharukan bagi Wiyono, Ibu dan Ayahnya. Keesokan harinya Wiyono dan Ayahnya pergi kerumah Pak RT dan RW, mereka menceritakan tentang semuanya, Pak RT dan RW pun terkejut, kenapa pelaku itu Wiyono, karna Wiyono anak yang pintar, pendiam dan taat beribadah kenapa bisa melakukan itu, lalu Ayah Wiyono menjelaskan kenapa Wiyono bisa melakukan itu. Pak RT dan RW pun terharu dan tidak tega menghakimi mereka dan akhirnya mereka bikin kesepakatan dan membuat pejanjian bahwa Wiyono harus mengembalikan semua harta-harta yang telah diambil. Setelah pulang dari rumah Pak RT dan RW, Wiyonopun bergegas untuk sholat dan pergi untuk mencari kerja yang halal karna Wiyono ingin menebus semua kesalahannya dan mengembalikan harta mereka. Walaupun kemungkinan itu sangat minim, tapi Dia terus berusaha keras dan memohon ampun pada Allah.
6 minggu berlalu, sudah 6 minggu Wiyono belum mendapat pekerjaan, Wiyono hampir menyerah, tapi sang Ibu kali ini benar-benar merasakan sedih dan Ibu Wiyono memohon ampun dan berdoa dari biasanya karna sebenarnya Ibu Wiyonopun pesimis tapi Ia memberikan semangat kepada anaknya, lalu Iapun berdoa ”ya Allah dengarlah Doaku, mudahkanlah Ia dalam mencari rizkiMu, agar Ia bisa membayar hutang - hutangnya, dengarlah doaku ya Allah?” lalu Wiyono memohon Doa restu pada Ibu dan Ayahnya. Alhamdulillah Ia mendapat pekerjaan dari seorang Bapak yang Ia tolong pada waktu itu, tepatnya pada saat kelulusan Wiyono. Bapak itu sekarang mempunyai beberapa restoran yang tidak jauh dari rumah mereka dan Wiyono ditawarkan untuk bekerja disana menjadi pengawas Restoran, Wiyonopun senang dan segera pulang untuk memberitahukan kabar gembira ini pada kedua orang tuanya, orang tua Wiyonopun bahagia. Setelah 2 tahun Wiyono bekerja disana, Wiyono hampir bisa melunasi hutang - hutangnya pada warga, Ia mengembalikan harta warga diam-diam, pada malam hari, Ia meletakan uangnya didepan rumah warga yang telah Ia ambil, karna itu yang disarankan oleh Pak RT dan RW supaya warga tidak mengeahui siapa maling yang telah mengambil uang mereka. 3 tahun berlalu akhirnya Wiyono telah melunasi hutang-hutangnya, Diapun lega dan bersujud syukur pada Allah tapi Dia masih sedih karna selama 3 tahun Ia bekerja, Ia belum bisa membuat kedua orang tuanya bahagia, karana semua gaji-gajinya diberikan pada orang kaya itu untuk membayar kesalahannya dan sedikit gajinya juga disisihkan untuk membantu orang-orang yang kelaparan. Wiyono meminta maaf pada Ibu dan Ayahnya. Ayahnya berkata “ Kami tidak apa-apa anakku, Kami bahagia dengan keadaaanmu sekarang, Kami ikhlas jalani ini, Kami bersyukur karna Kamu telah menepati janji pada Kami dan pada Pak RT dan RW untuk membayar dan menebus dosa - dosa Kamu dengan mengembalikan harta-hartanya” walaupun orang tua Wiyono berkata seperti itu Wiyono masih meresa gelisah dan Ia bertekad untuk membahagiakan kedua orang tuanya dengan memberangkatkan mereka pergi Haji ke Tanah Suci Mekkah bersama-sama. Setelah 2 tahun Wiyono berhasil, Ia berhasil mengumpulkan gajinya untuk pergi Haji bersama-sama dan Wiyono memutuskan pada Bulan Haji nanti mereka pergi Haji. Sesampainya disana Wiyono dan kedua orangtuanya sujud syukur karna telah menunaikan Islam yang ke – 5. Disana mereka melakukan rukun dan syarat-syarat Haji setelah selesai melakukn ibadah Haji,Wiyono merasa lelah tetapi rasa lelah itu tidak Ia rasa dan mereka segera pulang ke Indonesia, sesampainya dirumah Adzanpun berkumandang, saatnya sholat Jumat berjamaah, Wiyono dan Ayahnya segera pergi ke Masjid walaupun lelah. Mereka disana bersalam-salaman dengan warga karna mereka telah pulang dengan selamat, setelah Ceramah dan muai berdiri untuk sholat, Wiyono merasa pusing tetapi Ia tetap menjalankan sholat, Iapun berdiri ternyata saat Imam selesai membaca surat Alfatihah dan ingin ruku, Wiyono tetap berdiri, Dia tidak Ikut ruku, sampai selesai sholat dan berdoa Wiyono tetap berdiri, lalu Ayah Wiyono menepuk pundak wiyono dan berkata, “Ada apa anakku kenapa Kau berdiri saja?” tiba-tiba Wiyono jatuh dipangkuan Ayahnya dan ternyata Wiyono sudah tidak bernafas lagi, semua orang yang ada disana terkejut dan berkata “Innalillahi wa Innailaihi Rojiun”, raut wajah Wiyono tersenyum seolah-olah Dia ikhlas dipanggil yang Maha Kuasa dan kedua orang tua Wiyonopun mengikhlaskan Wiyono untuk kembali pada Allah, dan mereka yakin kalau Wiyono meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah, kedua orang tua Wiyonopun berharap kalau mereka nanti meninggal dalam keadaan Kusnul Khotimah juga seperti Wiyono. Amien2…Amien2..
Wahai teman walaupun Wiyono bersalah tapi Ia telah bertobat pada allah dan Allah pasti akan menerima tobat Hamba-hambanya yang bersungguh-sungguh seperti Wiyono. Wiyono ikhlas menjalani hidup dengan bekerja keras untuk menebus kesalahannya kepada warga dan membuat kedua orang tuanya Bahagia, kedua orang tua Wiyonopun bahagia dan memaafkan kesalahan anaknya. Alhamdulillah Wiyono meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah. Semoga Kita bisa seperti Wiyono.. Amien…
Friday, January 29, 2010
Cerpen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment